BIOGRAFI & PROFIL Kepler "Pepe" Laveran Lima Ferreira
Penilaian
tinggi atas kualitas Pepe tidak berasal dari sembarang orang. Siapa
tak kenal Jose Mourinho, pelatih Real Madrid yang kondang dengan
strategi defensif. Pada awal Februari, Mou berharap pihak klub tidak
melego Pepe, yang meminta perbaikan sejumlah klausul di kontrak
barunya.
"Dia
sangat bagus dalam mengamankan lini belakang dan cepat membantu
serangan. Bila Pepe ada, kami bermain tanpa rasa takut sama sekali.
Madrid berada dalam performa terbaiknya saat ia berada di lapangan,"
ujar Mou.
Petinggi
Los Blancos akhirnya menyerah. Setelah serangkaian negosiasi panjang,
Pepe resmi memperpanjang masa bakti yang seharusnya berakhir tahun
depan. Dalam kontrak baru berdurasi hingga 2015, Pepe mendapatkan gaji 4
juta euro atau 50,19 miliar rupiah per tahun.
Lahir
dan besar dalam keluarga miskin di Maceio, ibu kota Alagos, Brasil,
kemampuan Pepe terasah saat bergabung dengan Sport Club Corinthians
Alagoano. Di tim lokal inilah Pepe dikenal sebagai pemain muda yang
cepat dan dominan dalam duel udara.
Kelebihan
itu tak lain berkat latihan khusus dari sang ayah. Sejak kecil, Pepe
wajib menyantap latihan lari di pantai berpasir setiap hari. Ia juga
dipaksa nyebur ke laut dan melompat dengan badan terikat di kaki.
Sejak
usia 18 tahun, Pepe berkelana ke Portugal untuk bergabung dengan
Maritimo. Tampil hebat meski sempat merasakan homesick dan sulit
beradaptasi, ia kemudian direkrut Porto dengan harga 1 juta euro pada
tiga musim berselang.
Pepe
memang tak langsung bersinar di klub raksasa Portugal itu. Ia lebih
banyak menjadi pelapis di musim perdananya saat Porto di musim
perdananya saat Porto dilatih oleh Victor Fernandez.
Peruntungannya
berubah saat Co Adriaanse mengambil alih jabatan semusim berselang.
Dalam formasi 3-4-3 racikan arsitek Belanda tersebut, Pepe tumbuh
menjadi bek tengah terbaik Eropa. Dua gelar Liga Portugal dan satu
mahkota Piala Interkontinental menjadi kontribusinya bagi Porto.
Wajar
bila Real Madrid rela merogoh kocek dalam-dalam untuk memboyongnya ke
Santiago Bernabeu pada awal musim 2007/08. Harga 30 juta euro, yang
sempat dinilai terlalu mahal oleh Madridista, menjadi bandrol sang
pemain kala itu.
Padahal,
Los Blancos bisa saja hanya mengeluarkan 2 juta euro jika mendengarkan
saran pelatih Carlos Queiroz empat tahun sebelumnya.
"Saya
sudah mengatakn kepada Jorge Valdano dan Presiden Florentino Perez
bahwa Pepe punya kans untuk berkembang menjadi pemain hebat. Tapi,
Madrid tidak mau membelinya karena waktu itu pemain belakang tak punya
nilai jual," kenang Queiroz.
Seperti
halnya di Porto, Pepe juga tak langsung mengkilap di periode awal
bersama Los Merengues. Kombinasi cedera, ribut dengan rekan setim,
Javier Balboa, serta perilaku kasar terhadap Javier Casquero di liga
kontra Getafe, yang membuatnya dikenai sanksi larangan tampil dalam 10
laga, menghiasi dua musim awal di Spanyol.
Pepe
sempat terpuruk karenanya, bahkan berpikir untuk pensiun dari lapangan
hijau karena tak habis menyesali perbuatan kasarnya terhadap Casquero.
Namun, ia bisa bangkit kembali. Apa resepnya?
"Istri saya memberikan buku biografi Lance Armstrong (It's not about the Bike),
yang bercerita soal bagaimana ia mengatasi penyakit serius dengan
kekuatan motivasi. Saya menikmatinya karena buku itu adalah soal cara
mengatasi masalah dan bahwa kita harus berjuang keras demi mencapai
tujuan,' ujarnya di situs klub.
Well,
perjuangan Pepe sudah membuahkan hasil. Rasanya tak ada lagi suporter
Madrid yang bakal meragukan kehebatannya saat ini. Apalagi ia juga
sudah menegaskan komitmen untuk menambah gelar selain La Liga 2007/08,
Piala Super Spanyol 2008, dan Trofi Copa del Rey 2010/11 yang dipersembahkannya bagi Los Merengues.
Omong-omong, Pepe ternyata hebat hebat juga sebagai gelandang seperti di el clasico
terakhir. Tak perlu heran, saat di Corinthians Alagoano, pelatih
Anatoliy Byshovets beberapa kali memainkannya di pos gelandang.
"Awalnya
saya adalah striker, lalu gelandang dan terakhir di belakang. Saat
menjadi pemain depan, saya sering bosan karena jarang mendapat bola,"
ujar pemain berdarah Brasil kedua setelah Deco yang membela timnas
Portugal ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar